produkasli.co.id – Initial Public Offering (IPO) menjadi salah satu langkah strategis bagi perusahaan untuk mendapatkan pendanaan sekaligus meningkatkan reputasi bisnis. Namun, momentum untuk melantai di bursa tidak bisa dilakukan sembarangan. Menurut para analis, pemilihan waktu yang tepat sangat krusial agar perusahaan dapat meraih valuasi optimal dan minat investor yang tinggi.
Analis pasar modal, Andi Pratama, menjelaskan bahwa kondisi ekonomi makro dan sentimen pasar menjadi faktor utama yang harus diperhatikan sebelum IPO. “Jika pasar sedang bullish, minat investor cenderung tinggi, sehingga potensi oversubscribe pun besar,” ujarnya. Di sisi lain, ketika pasar dalam tekanan atau terjadi gejolak global, perusahaan cenderung menunda IPO demi menghindari harga saham yang undervalued.
Transisi dari perusahaan privat ke publik juga menuntut kesiapan internal. Analis menekankan pentingnya transparansi laporan keuangan, struktur manajemen yang solid, serta proyeksi bisnis yang realistis. Perusahaan juga harus membangun narasi yang kuat tentang pertumbuhan dan nilai tambah yang ditawarkan ke investor.
Selain itu, sektor industri turut mempengaruhi momentum IPO. Misalnya, saat tren teknologi sedang naik daun, perusahaan rintisan digital lebih dilirik investor. “Timing yang pas bisa membuat IPO bukan hanya sukses secara dana, tapi juga memperkuat posisi perusahaan di industrinya,” tambah Andi.
Secara umum, perusahaan disarankan melakukan IPO saat kinerja keuangan stabil, proyeksi bisnis menjanjikan, dan kondisi pasar mendukung. Dengan persiapan matang dan waktu yang tepat, IPO bisa menjadi pintu gerbang menuju pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.