Donald Trump kembali membuat gebrakan yang mencuri perhatian publik internasional. Kali ini, mantan Presiden Amerika Serikat tersebut dikabarkan tertarik untuk menggunakan jet mewah Boeing 747 bekas milik Qatar Airways sebagai bagian dari armada kampanye pilpres 2024. Meski terdengar glamor, para ahli penerbangan memperingatkan adanya risiko keamanan dan operasional yang perlu dipertimbangkan secara serius.
Boeing 747 Bekas Qatar: Megah, Tapi Bukan Tanpa Catatan
Pesawat yang dimaksud adalah Boeing 747-8i, salah satu jenis pesawat jumbo yang sebelumnya digunakan untuk keperluan VIP oleh pemerintah Qatar. Pesawat ini dikenal sangat mewah, dengan interior layaknya hotel bintang lima. Fasilitasnya meliputi ruang tidur pribadi, ruang rapat, dan area hiburan eksklusif.
Namun, menurut laporan sejumlah media internasional, pesawat ini telah nonaktif selama beberapa waktu setelah dilepas dari armada Qatar. Di sinilah letak kekhawatirannya. Pakar penerbangan menyatakan bahwa pesawat besar yang tidak aktif dalam waktu lama bisa mengalami penurunan performa, terutama jika tidak dirawat secara menyeluruh.
Pakar Peringatkan Risiko Teknis dan Operasional
Richard Aboulafia, analis industri penerbangan terkemuka, menilai bahwa menggunakan pesawat bekas — terlebih dari sektor pemerintahan asing — bukanlah keputusan yang bisa dianggap enteng. Ia menyebutkan bahwa penggantian suku cadang, kalibrasi sistem navigasi, hingga sertifikasi keselamatan ulang adalah proses kompleks dan mahal.
“Trump harus memastikan bahwa pesawat tersebut telah melalui audit keselamatan dan rekondisi menyeluruh. Jika tidak, maka potensi risiko teknis bisa membahayakan,” ujar Aboulafia.
Selain itu, penggunaan pesawat jumbo seperti Boeing 747 dalam kampanye politik juga menimbulkan tantangan logistik. Landasan pacu, biaya operasional, hingga fleksibilitas penerbangan menjadi faktor yang tidak boleh diabaikan.
Manuver Politik atau Strategi Gengsi?
Beberapa pengamat politik berpendapat bahwa langkah Trump ini lebih bertujuan membangun citra mewah dan kuat, khas gaya kampanyenya selama ini. Jet mewah berukuran raksasa dianggap dapat menarik perhatian media dan publik, menciptakan daya tarik visual saat kampanye berlangsung di berbagai negara bagian.
Namun demikian, banyak pihak menilai bahwa simbolisme tersebut bisa menjadi bumerang jika tidak dibarengi dengan keamanan dan efisiensi yang optimal. Apalagi, isu penggunaan dana dan pengaruh asing juga bisa menjadi sorotan tajam dari lawan politik.
Kesimpulan: Di Balik Kemewahan, Ada Risiko Nyata
Keinginan Donald Trump untuk memakai jet bekas Boeing 747 milik Qatar memang terdengar glamor dan mencolok, namun menyimpan banyak pertanyaan penting soal keselamatan, biaya, dan kelayakan operasional. Pakar pun mengingatkan agar keputusan ini tidak hanya didasarkan pada citra, tetapi juga melalui pertimbangan teknis yang matang.