produkasli.co.id – Langkah mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy alias Rommy, menuai kritik tajam dari berbagai pihak setelah pernyataannya yang dianggap “mengobral” posisi ketua umum partai. Dalam pernyataannya, Rommy mengisyaratkan bahwa kursi ketua umum PPP bisa diberikan kepada siapa saja, termasuk dari luar partai, asalkan mampu menyelamatkan suara PPP di pemilu mendatang.
Pernyataan tersebut langsung menuai kecaman dari sejumlah kader internal dan pengamat politik. Mereka menilai bahwa pernyataan Rommy menunjukkan sikap tidak bertanggung jawab dan melecehkan mekanisme demokrasi internal partai. Posisi ketua umum seharusnya diberikan kepada kader yang telah berjuang membesarkan partai, bukan dijadikan alat tawar-menawar politik.
Beberapa pengamat juga menilai langkah Rommy merupakan bentuk eksploitasi terhadap partai untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. PPP yang tengah mengalami penurunan suara signifikan dalam Pemilu 2024 justru membutuhkan konsolidasi internal, bukan wacana kontroversial yang memperkeruh situasi.
Selain itu, langkah ini dikhawatirkan akan memperburuk citra PPP di mata publik dan simpatisan. Sebagai partai berbasis Islam yang memiliki sejarah panjang, PPP dituntut untuk menjaga marwah dan integritas organisasi.
Menanggapi kritik tersebut, Rommy berdalih bahwa usulannya bertujuan menyelamatkan masa depan partai. Namun, banyak yang menilai pendekatan tersebut justru kontraproduktif.
Hingga kini, PPP belum memberikan sikap resmi terhadap usulan tersebut. Namun, suara dari akar rumput partai mengindikasikan penolakan kuat terhadap ide pengalihan kursi ketua umum kepada pihak eksternal. Masa depan PPP dinilai akan sangat ditentukan oleh kemampuannya menjaga kemandirian dan memperkuat kaderisasi internal.