produkasli.co.id – Dalam beberapa tahun terakhir, orbit rendah Bumi (LEO – Low Earth Orbit) menjadi medan baru bagi kompetisi teknologi luar angkasa. Orbit yang berada pada ketinggian sekitar 160 hingga 2.000 kilometer dari permukaan Bumi ini kini dipadati oleh ribuan satelit, terutama untuk keperluan komunikasi dan pengamatan Bumi.
Perusahaan teknologi seperti SpaceX dengan proyek Starlink, Amazon dengan Kuiper, serta OneWeb berlomba-lomba meluncurkan konstelasi satelit dalam jumlah besar ke orbit rendah. Tujuan utamanya adalah menyediakan internet berkecepatan tinggi ke seluruh dunia, termasuk daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh jaringan darat. Namun, persaingan ini tidak hanya soal bisnis. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok juga memperkuat posisi strategis mereka di LEO untuk kepentingan militer dan pengawasan.
Akibat dari meningkatnya aktivitas ini, kepadatan satelit di LEO menjadi tantangan baru. Risiko tabrakan antar-satelit semakin tinggi, yang dapat menghasilkan puing antariksa (space debris) berbahaya. Selain itu, peraturan internasional untuk mengatur lalu lintas satelit masih belum sepenuhnya matang.
LEO kini tak hanya menjadi tempat berlomba teknologi dan kecepatan, tapi juga panggung politik global yang penuh risiko.
Persaingan di orbit rendah mencerminkan babak baru eksplorasi luar angkasa: bukan lagi soal penjelajahan, tetapi dominasi dan konektivitas global. Bagaimana dunia menanggapi fenomena ini akan menentukan masa depan luar angkasa dalam beberapa dekade mendatang.