Produkasli.co.id – Belakangan ini, jagat dunia penerbangan di Indonesia digemparkan oleh laporan terkait gangguan dalam penerbangan Lion Air yang diduga disebabkan oleh fenomena alam yang dikenal sebagai lendutan atmosfer. Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan penumpang dan masyarakat luas. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan lendutan, dan sejauh mana pengaruhnya terhadap keselamatan penerbangan? Para ahli pun angkat bicara untuk menjelaskan fenomena ini secara ilmiah.
Apa Itu Fenomena Lendutan?
Fenomena lendutan, atau dalam istilah ilmiah dikenal sebagai atmospheric gravity waves atau clear-air turbulence (CAT), merupakan gangguan udara yang tidak terlihat secara kasat mata dan terjadi di atmosfer atas. Lendutan biasanya muncul karena perbedaan tekanan, suhu, dan kecepatan angin di lapisan atmosfer yang berbeda. Gelombang atmosfer ini dapat menciptakan turbulensi yang cukup kuat, meskipun langit terlihat cerah dan tidak ada awan.
Menurut Dr. Rizal Maulana, pakar meteorologi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lendutan bisa terjadi akibat interaksi antara angin jet (jet stream) dan gunung, atau perbedaan suhu yang ekstrem di lapisan atmosfer tertentu. “Turbulensi akibat lendutan ini sangat sulit dideteksi oleh radar biasa di pesawat, karena tidak melibatkan awan atau badai yang terlihat,” jelasnya.
Dampak Lendutan terhadap Penerbangan
Insiden yang dialami Lion Air, menurut keterangan dari maskapai, terjadi ketika pesawat mengalami getaran mendadak pada ketinggian jelajah. Beberapa penumpang dilaporkan mengalami ketakutan, namun pilot segera melakukan prosedur standar untuk menstabilkan pesawat. Tidak ada korban luka dalam insiden tersebut, tetapi kejadian ini menjadi peringatan penting mengenai pentingnya kewaspadaan terhadap lendutan.
Dr. Rizal menambahkan bahwa fenomena lendutan bukanlah hal baru dalam dunia penerbangan. “Maskapai penerbangan di seluruh dunia sudah memiliki prosedur standar untuk mengantisipasi turbulensi, termasuk lendutan. Namun, karena fenomena ini sulit diprediksi, penting bagi semua kru dan penumpang untuk selalu mengenakan sabuk pengaman saat duduk,” ujarnya.
Teknologi dan Mitigasi
Dalam menghadapi risiko turbulensi tak terlihat seperti lendutan, industri penerbangan telah mengembangkan berbagai teknologi untuk meningkatkan keselamatan. Salah satunya adalah penggunaan data satelit dan model cuaca tiga dimensi yang dapat memperkirakan kemungkinan terjadinya turbulensi di jalur penerbangan.
Beberapa maskapai juga telah mengintegrasikan sistem real-time turbulence reporting, di mana pilot bisa melaporkan kondisi turbulensi secara langsung kepada pesawat lain yang melintasi rute yang sama. Ini membantu pilot lain untuk menghindari area yang berpotensi berbahaya.
Menurut pengamat penerbangan Alvin Lie, edukasi kepada penumpang juga penting. “Banyak penumpang yang belum memahami bahwa turbulensi tidak selalu berarti pesawat dalam bahaya. Lendutan bisa terasa mengganggu, tapi selama pesawat berada dalam kendali dan mengikuti prosedur, risiko serius bisa diminimalisasi,” jelasnya.
Kesimpulan
Fenomena lendutan yang sempat mengganggu penerbangan Lion Air menjadi pengingat bahwa dunia penerbangan selalu bersentuhan dengan elemen alam yang kompleks. Meski demikian, dengan teknologi, pelatihan kru, dan kesadaran penumpang, risiko dari fenomena seperti ini bisa diminimalkan.
Penumpang disarankan untuk tetap tenang, mengikuti arahan awak kabin, dan selalu mengenakan sabuk pengaman selama berada di kursi. Di sisi lain, pihak maskapai dan otoritas penerbangan perlu terus meningkatkan sistem pemantauan cuaca dan pelaporan turbulensi demi kenyamanan dan keselamatan bersama.