produkasli.co.id – Viralnya pemasangan alat bantu naik di Candi Borobudur memicu perdebatan di media sosial. Banyak warganet menyebutnya sebagai “eskalator”, namun politisi Fadli Zon memberikan klarifikasi yang cukup menarik perhatian. Dalam cuitannya, Fadli menyebut bahwa alat tersebut sebenarnya adalah stairlift, bukan eskalator.
Stairlift adalah perangkat mekanik berupa kursi yang bergerak di sepanjang rel pada tangga. Biasanya digunakan untuk membantu lansia atau penyandang disabilitas menaiki tangga dengan aman. Fadli Zon menyayangkan salah kaprah yang beredar, sekaligus menyoroti pentingnya aksesibilitas di situs bersejarah seperti Borobudur tanpa merusak nilai sejarahnya.
Perdebatan ini bermula dari unggahan video yang menunjukkan kursi mekanik dipasang di salah satu sisi tangga Borobudur. Reaksi publik pun beragam. Ada yang mendukung dengan alasan inklusivitas, namun tak sedikit yang khawatir instalasi ini akan mengganggu estetika dan nilai sakral candi peninggalan abad ke-9 tersebut.
Transisi menuju perbincangan yang lebih luas, kontroversi ini mencerminkan tantangan dalam merawat warisan budaya sambil menyesuaikan dengan kebutuhan zaman modern. Upaya menjadikan Borobudur lebih ramah disabilitas sebenarnya patut diapresiasi, selama tetap menjaga kelestarian dan keaslian struktur candi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta pihak pengelola situs Borobudur belum memberikan penjelasan resmi secara detail. Namun, kasus ini membuka ruang diskusi publik soal bagaimana menyeimbangkan pelestarian budaya dengan aksesibilitas.
Bagi sebagian orang, teknologi seperti stairlift adalah solusi inklusif. Namun bagi yang lain, perubahan fisik pada situs purbakala tetap memicu kekhawatiran. Ke depan, dialog terbuka dan kajian menyeluruh tentu dibutuhkan agar semua pihak merasa dihargai dan nilai sejarah tetap terjaga.
