produkasli.co.id – Arab Saudi akan mengizinkan penjualan alkohol di sekitar 600 kawasan wisata mulai tahun 2026, sebagai bagian dari reformasi sosial dan ekonomi besar-besaran di bawah Visi 2030. Kebijakan ini menandai langkah penting dalam upaya negara tersebut menarik lebih banyak wisatawan internasional dan mengurangi ketergantungan pada pendapatan minyak.
Sumber dari otoritas pariwisata menyebutkan bahwa distribusi alkohol akan dibatasi pada zona tertentu dan hanya untuk turis non-Muslim. Penjualan akan diawasi secara ketat dan tidak akan diperbolehkan di luar kawasan wisata yang telah ditentukan. Pemerintah juga tengah menyiapkan regulasi, termasuk pelatihan staf serta pengawasan penjualan agar tetap sesuai dengan nilai dan hukum lokal.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi lebih luas yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang bertujuan membuka Arab Saudi terhadap dunia luar dan memodernisasi citra konservatif kerajaan. Selain sektor pariwisata, reformasi serupa juga telah diterapkan di sektor hiburan, pendidikan, dan hak-hak perempuan.
Transisi:
Meski kebijakan ini dipandang progresif oleh sebagian kalangan, tidak sedikit pula yang mengkhawatirkan dampaknya terhadap nilai-nilai tradisional. Pemerintah menegaskan bahwa modernisasi tidak akan mengorbankan identitas budaya dan agama negara. Sebaliknya, mereka ingin menciptakan keseimbangan antara keterbukaan terhadap dunia dan pelestarian nilai-nilai lokal.
Dengan kebijakan ini, Arab Saudi berharap dapat bersaing dengan destinasi wisata populer lain di kawasan Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab dan Qatar. Pembukaan akses terhadap alkohol diyakini dapat meningkatkan daya tarik wisata, khususnya bagi turis Barat. Namun, implementasi dan pengawasan tetap menjadi kunci utama agar kebijakan ini berjalan lancar dan tidak menimbulkan kontroversi luas di masyarakat.
